Quote:

Sir Winton: "I know crowds of people who go to church and synagogue who aren't religious .... religion, in most cases is a facade."

Quote:

John Lenon: "Imagine no possessions,...no need for greed or hunger, a brotherhood of man. Imagine all the people sharing all the world".

Quote:

Marx: "The struggle against religion is ... the struggle against that world whose spiritual aroma is religion".

Quote:

Parseus: "someday, someone gonna have take a stand. Someday, someone gonna have to say enough".

Quote:

Ben Echo: "If forgiveness is the absence of law enforcement, than forgiveness is nothing but anomie".

Jalan Kemanusiaan Yap Thiam Hien



(Catatan Seminar "Menggali Nilai-nilai Perjuangan Yap Thiam Hien")
GKI Samanhudi, 1 Juni 2013   

Dalam salah satu acara peringatan Pancasila di tahun 2011, Megawati Soekarnoputri mengangkat dua istilah dalam upayanya membaca Pancasila, yakni: (1) gotong-royong dan (2) integritas. Kedua istilah ini kemudian menyatu dalam apa yang disebut Megawati  sebagai ‘perjuangan’, yakni mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan keamanan dalam sebuah bangsa.[i]  Dengan kata lain, penguatan kesadaran sebagai sebuah bangsa — dalam pengalaman Indonesia  — tidak mungkin dibaca tanpa gotong royong dan integritas yang bermuara pada perjuangan. Bidikan ini sungguh menarik, salah satunya dalam konteks membaca nilai-nilai perjuangan Yap Thiam Hien (pengacara dan pejuang HAM di Indonesia).  Hal ini tampak dalam seminar “Menggali Nilai-nilai Perjuangan Yap Thiam Hien”, diadakan oleh GKI Samanhudi dan menghadirkan pembicara seperti  Siti Musdah Mulia, Todung Mulya Lubis, Ferdy Suleeman dan  Yongki Karman. Bisa dikatakan, keempat pembicara ini membaca  Yap Thiam Hien dengan mengambil angle (sudut pandang/bidikan) dari bingkai kemanusiaan. Sebuah bingkai yang didialogkan, oleh Ferdy Suleeman dan  Yongki Karman, dengan apa yang disebut ‘kasih’ dan ‘tindakan profetis’; di dalamnya Allah menjadi nyata di tengah sejarah.